Search This Blog

Friday 2 December 2011

LAGI BARANG-BARANG ANTIK DAN MISTIK UNTUK DIMAHARKAN

MERAH DELIMA INI DIANTARA ITEM RARE DAN JARANG BERADA DALAM PASARAN ADA 7 BIJI KESEMUANYA DAN TINGGAL 3 BIJI LG SHJ. SEDIA UNTUK DIPINDAH MILIK PADA YANG BENAR-BENAR SERIUS MAHARNYA SILA SMS SAYA UNTUK MAKLUMAT LANJUT . MASIH DIBAWAH DIBAWAH NILAI PASARAN..HARGA PASARAN SEKARANG MENCECAH RM15000.

ANTARA KERIS KECIL BERWAFAQ




BUNTAT DELIMA SEPASANG


APPLE JIN 7 HELAI DAUN DIANTARA YANG DICARI-CARI OLEH GOLONGAN PEMINAT BARANG MISTIK DAN KAKI TARIK DUIT

DI ANTARA BUNTAT LIPAN YANG ADA DALAM SIMPANAN




HEBATNYA ILMU ALLAH

Sesungguhnya pencapaian ilmu Allah adalah lebih tinggi dan menjangkau jauh sehingga ianya tidak boleh diterima oleh daya pemikiran manusia. Pencapaian teknologi zaman ini semata-mata berlandaskan kpd kajian dan kepintaran otak ffikiran ke tahap ilmu Qalam. Ilmu Allah menjangkau lebih tinggi ke tahap ilmu Ghaib dan ilmu Syahadah.
Ilmu Qalam boleh di kuasai oleh seluruh manusia Islam, Kafir, Kufur atau Murtad. Tetapi melalui mengenali diri dan mengenal Allah dgn sebenar-benarnya, umat islam boleh menguasai ilmu yg lebih tinggi yakni ilmu Ghaib dan ilmu Syahadah. Peluang teristimewa yg di kurniakan Allah kpd Islam inilah yg sebenarnya meletakkan tahap umat islam kesuatu darjat yg paling tinggi. Kemuliaan yg teragung jika dibandingkan dgn manusia kafir dan kufur.
Sabda Rasulullah: "Bermula awal agama itu adalah dengan mengenal Allah."
Oleh itu untuk mengetahui makrifat Allah, maka diberi Nya ilmu kpd manusia melalui aqal dan iman, dgn satu harapan supaya manusia mengetahui akan hakikat sebenar tujuan zahirnya ke dunia ini, yaitu utk berbakti kepada Nya dan utk menyatakan dirinya sendiri pada zat, sifat, asma' dan afa'alNya.
Sesungguhnya semua ilmu yg ada pd manusia adalah ilmu Allah semata-mata, sedangkan pd hakikatnya manusia itu adalah kosong tidak bermaya. Manusia sebenarnya tidak berhak ke atas sesuatu atau dirinya, hanya Allah shj yg empunya.
Secara umumnya ilmu Allah terbahagi dlm 3 kelompok yaitu
(a) ilmu Qalam (b) ilmu Ghaib (c) ilmu Syahadah.
Berkaitan dgn ilmu Qalam, Al Quran dlm Surah Al Alaq ayat 3-5 menerangkan "Bacalah bahwa Tuhanmu Amat Pemurah yg mengajar kamu dgn (ilmu) qalam dan Tuhanmu mengajar kpd manusia apa-apa yg tidak di ketahuinya."
Sedang mengenai ilmu Ghaib dan ilmu Syahadah diterangkan dalam Al Quran, Surah Al Hasyr ayat 22 yg bermaksud " Dialah Allah yg tiada tuhan kecuali Dia, Mengetahui yg (ilmu) ghaib dan (ilmu) Syahadah. Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ilmu Qalam adalah suatu ilmu yg dipelajari oleh manusia bg tujuan utk memahami sesuatu di alam ini. Ilmu tersebut di fahami dan di terima oleh pancaindera kita yg tujuh. Ilmu Qalam diajar di sekolah secara formal atau informal dlm masyarakat . Ia adalah ilmu yg paling sederhana yg dpt dikuasai manusia, contoh : ilmu kedoktoran, ilmu farmasi, ilmu ekonomi, ayat-ayatal syifa dan ruqyah (pembinasa Jin?).
Ilmu Ghaib adalah merupakan suatu ilmu yg dpt menerangkan sesuatu yg tidak dpt diterangkan oleh ilmu qalam. Ilmu Ghaib hanya dpt diajar sepenuhnya oleh guru ghaib (batin) dan tidak dpt diajarkan oleh guru zahir.Biasanya guru ghaib ini terdiri dari wali-wali Allah, para nabi dan rasul. Ilmu Ghaib biasanya hanya diajar dan diperoleh oleh orang2 tertentu shj yaitu orang2 yg di anugerahkan oleh Allah utk menerimanya . Tahap kekuatan ilmu ghaib adalah menembusi tujuh petala langit dan tujuh petala bumi serta apa shj di antara keduanya. Contoh ilmu ini adalah Silat Gerak seperti Gerak Faqir, Ilmu Pawang dan Ilmu Kebatinan Lam Alif.
Ilmu Syahadah adalah suatu ilmu yg paling tinggi didalam tingkatan pelajaran ilmu Allah yg dapat di kuasai manusia (bukan Masters @ Phd ). Ia merupakan martabat ilmu yg tertinggi. Ilmu ini adalah suatu ilmu makrifat dan syahadah secara sebenar-benar kpd Allah swt. Ilmu ini, Tuhan sendiri akan mengajar manusia mengenai diriNya. Dgn lain perkataan ilmu syahadah adalah ilmu utk menyatakan diri Allah itu sendiri. Hanya orang2 yg mencapai martabat ilmu ghaib yg paling tinggi shj yg dpt menguasai ilmu syahadah ini.

Tuesday 1 November 2011

KOLEKSI BATU-BATU DALAM SIMPANAN

BATU JED HIJAU SEPASANG..SATU TELAH DIPINDAH MILIK..






BATU DELIMA MERAH
BATU DELIMA PUTIH
VERY RARE
DELIMA BURMA STAR GRED AA
SOLD!!!
SOLD!!!
ON HOLD!!!
ON HOLD!!!
BATU DELIMA ..DIANTARA YANG AGAK SUKAR UNTUK DIDAPATI DALAM PASARAN.ADA 3BIJI KESEMUANYA DAN SEDIA UNTUK DIPINDAH MILIK PADA YANG BENAR-BENAR SERIUS


























Saturday 29 October 2011

KOLEKSI KERIS ANTIK DALAM SIMPANAN

KERIS ANTIK NAGASARI YANG BERADA DALAM SIMPANAN PENGASAS BLOG SEDIA DIPINDAH MILIK PADA YANG BERMINAT






DI ANTARA KERIS MAJAPAHIT YANG JUGA BERADA DALAM SIMPANAN  PENGASAS BLOG





MUTIARA KATA....RENUNG-RENUNGKAN DAN FIKIR-FIKIRKANLAH




ISLAM yang telah Allah redhakan untuk menjadi agama kita, dan disampaikan melalui utusan-Nya Nabi Muhammad SAW merupakan satu syariat yang mencakup persoalan hidup lahir dan batin. Syariat lahir disebut syariat. Syariat batin disebut hakikat. Hal itu sangat sesuai dengan struktur kejadian manusia itu sendiri yang merupakan kombinasi antara jasad lahir dan jasad batin.
Jasad lahir adalah semua anggota tubuh kita yang nampak dengan mata. Sedangkan jasad batin adalah jasad gaib yang menggerakkan seluruh anggota lahir. Jasad batin dapat merasa, mengingat, memikirkan, mengetahui, memahami segala sesuatu yang terjadi di dalam diri kita masing-masing. Allah SWT menetapkan bahwa syariat lahir untuk diamalkan oleh jasad lahir sedangkan syariat batin untuk diamalkan oleh jasad batin yaitu roh.
Sesuai dengan keadaan lahir batin kita yang saling berkaitan erat tanpa terpisah-pisah maka begitu pula amalan lahir dan batin wajib dilaksanakan secara serentak di setiap waktu dan keadaan. Kalau kita membeda-bedakan atau menolak salah satu dari amalan itu, maka kita tidak mungkin menjadi hamba Allah yang sebenarnya sebab Islam memandang syariat itu sebagai kulit, sedangkan hakikat itu adalah intipati.
Kedua-duanya sama-sama penting dan saling memerlukan, ibarat kulit dan isi pada buah-buahan. Keduanya mesti ada untuk kesempurnaan wujud buah itu sendiri. Tanpa kulit, isi tidak selamat malah isi tidak mungkin ada kalau kulit tidak ada. Sebaliknya tanpa isi, kulit jadi tidak berarti apa-apa. Sebab buah yang dimakan adalah isinya bukan kulitnya.
Begitu juga hubungan syariat dan hakikat. Keduanya mesti diterima dan diamalkan serentak. Keduanya saling mengisi dan memerlukan. Kalau kita bersyariat saja (artinya berkulit saja tanpa isi), itu tidak membawa arti apa-apa di sisi Allah.
Sabda Rasulullah SAW:
Terjemahannya : Allah tidak memandang rupa dan harta kamu tetapi Dia memandang hati dan amalan kamu. (Riwayat : Muslim)
Sebaliknya kalau kita berhakikat saja (isi tanpa kulit), maka tidak ada jaminan keselamatan dari Allah SWT. Hakikat itu akan mudah rusak, dan kita sama sekali tidak akan memperoleh apa-apa, bahkan agama Islam yang kita anut akan rusak tanpa kita sadari.
Berkata Imam Malik Rahimahullahu Taala:
Terjemahannya : Barangsiapa berfiqih (syariat) dan tidak bertasawuf maka ia jadi fasik. Barangsiapa yang bertasawuf (hakikat) tanpa fiqih maka ia adalah kafir zindik.
Artinya kita mesti mengamalkan keduanya sekaligus, yaitu syariat dan hakikat. Kalau kita pilih salah satu, kita tidak akan selamat. Kalau kita bersyariat saja tanpa dilindungi oleh hakikat, kita akan menjadi fasik. Dan kalau kita berhakikat saja tanpa dikawal oleh syariat, maka hakikat itu akan mudah rusak sehingga kita jatuh kafir zindik (kafir tanpa sadar).
Begitulah pentingnya syariat dan hakikat. Tetapi bila kedua-duanya ada, maka hakikatlah yang lebih utama.
Seperti dalam sabda Rasulullah SAW:
Terjemahannya : Allah tidak memandang rupa dan harta kamu tetapi Dia memandang hati dan amalan kamu. (Riwayat : Muslim)
Hadits itu tidak bermaksud bahwa syariat tidak penting. Bahkan syariat juga adalah hukum-hukum fardhu yang wajib diamalkan oleh seluruh umat Islam. Hanya saja dalam keadaan keduanya (syariat dan hakikat) itu sama-sama diamalkan, Allah memberi keutamaan pada amalan hakikat. Perbandingannya seperti antara kulit dan isi buah. Kedua-duanya sama penting, tetapi manusia memberi keutamaan pada isi sebab bisa dimakan.
Begitulah peranan hakikat. Peranannya menentukan berakhlak atau tidaknya seorang manusia kepada Allah dan kepada sesama manusia. Orang yang kuat amalan batinnya atau tinggi pencapaian tasawufnya adalah orang yang hatinya selalu dekat dengan Allah. Ia senantiasa merasakan kebesaran Allah, dibandingkan dirinya yang maha lemah dan senantiasa memerlukan pertolongan Allah. Ia sangat beradab dengan Allah dan dapat mengorbankan dunia untuk Tuhannya. Ia juga mampu mengasihi semua manusia, bersedia susah untuk manusia dan akan menyelamatkan manusia dari tipuan dunia, nafsu dan syaitan.
Sebaliknya orang yang lemah dalam amalan batin adalah orang yang hatinya jauh dan terpisah dari Allah. Ia tidak takut dengan Allah, tidak malu, tidak harap, dan tidak cinta kepada Allah. Ia tidak redha dan tidak sabar, kurang beradab dengan Allah, penuh hasad dengki, sombong, bakhil, dendam dan pemarah. Ia akan menjadi seorang pencinta dunia yang bekerja keras hanya untuk dunianya. Orang seperti itu selalu dibelenggu oleh kecintaan kepada dunia hingga takut berjuang dan berjihad untuk agama Allah serta untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi.
Orang yang tidak berhakikat, sekalipun melakukan ibadah shalat, puasa, dan banyak membaca Al Quran serta gigih berjuang adalah orang yang kurang berakhlak dengan Allah dan kurang berakhlak dengan manusia.
Kurangnya amalan batin dapat menyebabkan orang-orang yang tidak berhakikat itu biasanya mati dalam dosa yang tidak sadar. Mungkin dosa karena buruk sangka dengan Allah, putus asa dengan ketentuan Allah, tidak redha dengan takdir Allah atau dosa karena merasa bahwa amalannya lah yang akan menyelamatkan dirinya dari neraka Allah.
Rasa riya', ujub atau merasa diri bersih itu pun adalah dosa batin. Dosa batin, tak seorang pun yang dapat melihatnya, bahkan diri sendiri pun tidak dapat merasakannya. Hanya orang yang mempunyai basirah (pandangan hati yang tembus) saja yang dapat mengetahuinya.
Nanti, bila Allah bukakan segala kesalahan (dosa-dosa batin itu) di akhirat, barulah manusia akan terkejut dan tersentak.
Ulama tasawuf berkata:
"Biarlah sedikit amalan beserta rasa takut pada Allah, karena itu lebih baik daripada banyak amalan tetapi tidak ada rasa takut dengan Allah. Lebih baik orang yang merasa berdosa dan bersalah dengan Allah daripada orang yang banyak amalan tetapi tidak rasa berdosa pada Allah bahkan dia merasa telah cukup dengan amalan itu."
Firman Allah :
Terjemahannya : Hari kiamat ialah hari dimana harta dan anak-anak tidak dapat memberi manfaat, kecuali mereka yang menghadap Allah membawa hati yang selamat sejahtera.
(Asy Syuara: 88-89)
Hati yang selamat sejahtera ialah hati orang bertakwa yang berisi iman, yakin, ikhlas, redha, sabar, syukur, tawakal, takut, harap dan lain-lain rasa hati dengan Allah SWT. Hati yang senantiasa merasa sehat dalam kesakitan, kaya dalam kemiskinan, ramai dalam kesendirian, lapang dalam kesempitan dan terhibur dalam kesusahan. Ia bersikap redha dengan apa saja pemberian Tuhan-Nya.
Untuk memperoleh hati yang seperti itu, kita mesti bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu untuk melakukan amalan lahir dan batin (syariat dan hakikat). Kedua-duanya akan saling mengawal untuk mengangkat kita ke taraf takwa.
Syariat dan hakikat akan mendidik dan memimpin kita menjadi seorang insan kamil yang mampu memenuhi keinginan dan keperluan fitrah murni manusia secara suci lagi mulia. Orang seperti itulah yang Allah maksudkan sebagai golongan As Siddiqin atau golongan Al 'Arifin. Sifat mereka Allah uraikan dalam Surah Al Furqaan ayat 63-74:
Terjemahannya : Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang (hamba-hamba yang baik) itu ialah mereka yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan mereka yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (orang-orang yang melakukan shalat tahajjud di malam hari semata-mata karena Allah). Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahannam dari kami. Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal." Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) bakhil, dan adalah (perbelanjaan itu) pertengahan. Dan mereka juga tidak mengharap (menyembah) yang lain di samping Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (orang Islam) kecuali yang dibenarkan syarak (pembunuh, penzina, murtad) dan tidak juga berzina. Barang siapa yang melakukan yang demikian itu niscaya dia akan menerima pembalasan dosanya. (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina. Kecuali mereka yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal soleh, kejahatan mereka Allah gantikan dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal soleh maka sesungguhnya mereka bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka tidak menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang-orang yang sering berdoa, "Ya Tuhan kami anugerahkanlah kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
Merekalah orang-orang bertakwa yang akan memperoleh ketenangan hidup di dunia dan di akhirat. Mereka adalah tempat untuk kita mempelajari dan mencontoh kehidupan yang aman dan bahagia. Suasana seperti itu pernah terjadi, yaitu dalam kehidupan salafussoleh. Mereka telah menjalani suatu kehidupan, di mana mereka menerima dan mengamalkan sepenuhnya kehendak syariat dan hakikat. Hasilnya, mereka (para salafussoleh) menjadi orang-orang yang bahagia dan membahagiakan orang lain.
Sejarah 15 abad yang silam memberitahu kepada kita bahwa 3/4 dunia menjadi tenang, aman dan damai di bawah pemerintahan mereka. Kawan maupun lawan merasa selamat berada di dalam kekuasaan mereka. Demikianlah satu kenyataan yang membuktikan bahwa sekiranya manusia patuh menjalani syariat lahir dan batin, maka selamat dan berbahagialah mereka di dunia dan di akhirat.
Allah berfirman :
Terjemahannya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal soleh di antara kamu bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dia akan menegakkan bagi mereka agama yang telah diredhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang fasik. (An Nur : 55)


-SEKADAR INGAT- MENGINGATI SESAMA SAUDARA ISLAM-...SANG PETAPA